Masalah ekonomi? buka hambatan kuliah lagi?
Banyak tokoh nasional yang lahir dari dunia kampus, padahal
banyak di antara mereka yang berasal dari kelompok masyarakat yang
dikategorikan kurang mampu secara ekonomi, atau bahkan terpinggirkan
secara sosial. Banyak pula di antaranya yang berasal dari pelosok-pelosok
pedalaman atau daerah terpencil. Namun, akhirnya mereka bisa
membuktikan pada dunia bahwa mereka BISA SUKSES. Apa kuncinya
? tidak lain dan tidak bukan adalah KULIAH di perguruan tinggi.
Jadi kalau Anda ingin sukses seperti mereka, maka Anda harus
kuliah. Kuliah dapat meningkatkan status atau kelas sosial seseorang,
bahkan keluarga dan masyarakatnya.
Kuliah seperti apa yang dapat menjadikan seseorang sukses ?
Kuliah yang dapat merubah cara berpikir, bertindak dan berperilaku
seseorang. Jadi apabila Anda memutuskan untuk kuliah di perguruan
tinggi maka bersiaplah untuk merubah cara berpikir, bertindak dan
berperilaku ke arah cara berpikir, bertindak dan berperilaku yang
membawa kesuksesan.
Maka jadikanlah kuliah yang dilaksanakan merupakan sarana
untuk merubah cara berpikir, bertindak dan berperilaku serta
memperluas wawasan dan jaringan (silaturrahim) dengan lingkungan yang
lebih luas. Dari sini maka diharapkan kuliah yang dilaksanakan dapat
memberikan kesuksesan bagi hidup seseorang.
Ada beberapa hambatan yang biasanya menjadi penghalang
untuk melaksanakan kuliah atau menjadikan kuliah tidak sukses.
Hambatan-hambatan itu antara lain adalah masalah ekonomi.
Masalah ekonomi merupakan hambatan yang paling sering
dikemukakan orang untuk tidak kuliah atau berhenti dari kuliah
Memang, semakin tinggi biaya hidup maka otomatis biaya kebutuhan
keluarga pun semakin tinggi. Maka banyak keluarga yang terpaksa
memberhentikan anak-anaknya dari sekolah dengan alasan
ketidakmampuan ekonomi. Pendapatan orang tua mereka hanya cukup
untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup mereka. Padahal, ketahuilah !
BAHWA DALAM KULIAH, KESULITAN EKONOMI DAPAT
DIATASI !.
Ingat, kuliah adalah sarana untuk belajar mandiri dan pintu
menuju kesuksesan di masa depan. Dalam pembahasan selanjutnya akan
dikemukakan trik-trik untuk mengatasi kesulitan ekonomi dalam kuliah.
Jadi,
TIDAK ADA ALASAN UNTUK TIDAK KULIAH HANYA
KARENA ALASAN EKONOMI !!
Paling tidak, ada empat jenis biaya yang harus dikeluarkan ketika
seseorang kuliah, yaitu :
1. Biaya uang kuliah (SPP, Praktikum, Ujian, dll);
2. Biaya buku dan sumber rujukan perkuliahan yang lainnya;
3. Biaya tempat tempat tinggal;
4. Biaya kebutuhan hidup (makan, transportasi, dll).
Ebook ini membahas kiat praktis mengatasi keempat jenis biaya
tersebut. Dari berbagai pengalaman, ternyata banyak mahasiswa yang
aktif dan kreatif untuk mengatasi biaya-biaya tersebut. Maka kesulitan
ekonomi bukan hambatan lagi. Dengan sifat kreatif yang dimiliki
mahasiswa, mahasiswa bisa mandiri secara ekonomi, bahkan tidak sedikit
yang mendapatkan “kelebihan materi” dari usaha yang dilakukannya..
STRATEGI PERTAMA
KIAT PRAKTIS MEMILIH TEMPAT KULIAH
(Dari yang bayar sampai yang GRATIS)
Apabila tekad untuk kuliah sangat kuat, sementara kemampuan
biaya sangat minim, maka tidak perlu cemas atau putus asa dulu, apalagi
sampai memutuskan untuk tidak kuliah. Modal kuliah yang paling besar
adalah TEKAD YANG KUAT. Ada beberapa langkah yang bisa
dilakukan untuk mengatasi kekurangan biaya, yaitu antara lain :
1. Membandingkan jurusan-jurusan yang dipilih di beberapa
perguruan tinggi, lalu dipilih yang biayanya paling murah. Akan
tetapi jangan lupa untuk tetap melihat kualitas jurusan dan perguruan
tinggi tersebut. Apabila pilihan Jurusan atau Program Studi sesuai
dengan minat di perguruan tinggi yang diinginkan maka berarti tidak
ada pilihan bahwa biaya kuliah harus sesuai dengan Jurusan atau
Program Studi pilihan itu. Tapi tidak usah takut, MASALAH BIAYA
PASTI ADA SOLUSINYA, diantaranya adalah dengan beasiswa.
Untuk saat ini ada banyak lembaga swasta, institusi pemerintah atau
perseorangan yang memberikan bantuan beasiswa, bahkan secara full
alias penuh selama kuliah bahkan kadang-kadang ada juga yang
sekalian memberi biaya hidup juga ! enak bukan, tanpa ada ikatan lagi.
2. Memilih jurusan yang disubsidi atau diberi fasilitas beasiswa. Di
beberapa perguruan tinggi biasanya ada jurusan tertentu yang diberi
fasilitas beasiswa. Namun biasanya jurusan ini menuntut kemampuan
yang lebih dibandingkan dengan jurusan yang lain, karena jurusan ini
biasanya mempunyai kekhususan-kekhususan seperti bahasa yang
dipergunakan dalam perkuliahan adalah bahasa asing dan seleksi
penerimaan mahasiswa lebih ketat terutama dalam masalah nilai ijazah
& raport sewaktu SLTA serta hasil ujian masuk. Pembukaan jurusan
khusus dengan fasilitas beasiswa ini biasanya tidak selamanya,
tergantung kebutuhan serta kebijakan pimpinan perguruan tinggi yang
bersangkutan.
3. Dispensasi biaya pendaftaran dan biaya kuliah (SPP) di
perguruan tinggi. Langkah lain yang dapat diambil sebelum masuk
kuliah adalah dengan menanyakan ke perguruan tinggi tempat kita
akan kuliah tentang dispensasi biaya pendaftaran dan biaya kuliah di
perguruan tinggi yang bersangkutan. Saat ini perguruan tinggi rata-rata
menyediakan fasilitas keringanan biaya pendaftaran dan SPP kuliah.
4. Memilih kuliah kedinasan atau kuliah ikatan dinas. Pilihan lain
yang dapat dilakukan adalah dengan kuliah ikatan dinas di akademi
atau sekolah tinggi tertentu. Kuliah dengan sistem ikatan dinas ini
biasanya setelah selesai kuliah langsung ditempatkan kerja. Selain itu, biasanya kuliah ikatan dinas ini tidak bayar uang kuliah alias gratis,
bahkan diberi uang saku.
5. Kuliah dengan Program Beasiswa. Saat ini banyak lembaga, baik
lembaga pemerintah maupun swasta, yang menawarkan program
beasiswa penuh selama kuliah. Beaasiswa-beasiswa ini biasanya tanpa
ada ikatan apapun.
STRATEGI KEDUA
KIAT PRAKTIS MENGATASI MASALAH UANG KULIAH
Solusi yang paling sering dilakukan berkaitan dengan kesulitan
uang kuliah adalah dengan mencari beasiswa. Tapi masalahnya, kadang
banyak mahasiswa atau calon mahasiswa yang belum mengetahui
informasi tentang seluk beluk beasiswa ini.
Ada banyak lembaga baik pemerintah maupun swasta –
jumlahnya bisa mencapai puluhan bahkan ratusan- yang memberikan
beasiswa, yaitu antara lain :
1. Beasiswa dari perguruan tinggi tempat kuliah. Biasanya di setiap
perguruan tinggi ada anggaran khusus untuk beasiswa. Beasiswa yang
berasal dari perguruan tinggi ini biasanya ada tiga macam, yaitu
beasiswa berprestasi, beasiswa aktifis dan beasiswa kurang
mampu.
2. Beasiswa dari lembaga pemerintah. Lembaga pemerintah yang
setiap tahun mengeluarkan beasiswa diantaranya adalah Departemen
Pendidikan Nasional (Diknas) dan Departemen Agama (Depag). Hal
ini bisa dipahami karena kedua departemen ini mengurusi masalah
pendidikan. Kuota/jatah beasiswa yang disediakan biasanya cukup
banyak sehingga diharapkan banyak mahasiswa yang terbantu. Selain itu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) biasanya menyediakan
anggaran untuk beasiswa.
3. Beasiswa dari lembaga atau yayasan swasta. Selain dari instansi
pemerintah, beasiswa juga banyak diberikan oleh lembaga atau
yayasan swasta. Lembaga-lembaga pemberi beasiswa ini umumnya
memberikan beasiswa melalui perguruan tinggi. Namun ada juga
lembaga pemberi beasiswa yang menyalurkan beasiswanya langsung
kepada mahasiswa tanpa melalui perantara perguruan tinggi.
Lembaga pemberi beasiswa ini jumlahnya mencapai ratusan.
4. Beasiswa Non Formal. Beasiswa ini biasanya berasal dari individu
yang dermawan. Beasiswa atau bantuan studi dalam bentuk ini sangat
bergantung pada keaktifan mahasiswa menjalin hubungan yang baik
dengan pihak lain.
STRATEGI KETIGA
KIAT PRAKTIS MENDAPATKAN BUKU RUJUKAN
PERKULIAHAN
(Dari yang Harganya Murah sampai yang GRATIS)
Hal yang tak kalah pentingnya dalam kuliah adalah mencari buku-
buku yang dijadikan sumber rujukan dalam perkuliahan. Mahasiswa dan
buku adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Namun untuk saat ini,
dimana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sedemikian pesat,
maka sumber ilmu pengetahuan dapat diperoleh tidak hanya dari buku.
Koran, majalah, televisi, radio, internet atau yang lainnya merupakan
beberapa sarana yang dapat digunakan untuk memperoleh ilmu
pengetahuan.
Dalam perkuliahan, umumnya masih memakai buku sebagai
rujukan utama. Oleh karena itu, maka mau tidak mau, mahasiswa harus
”akrab” dengan buku. Apabila dana untuk membeli buku sebagai rujukan
kuliah tersedia dalam jumlah yang relatif cukup maka hal ini tidak
menjadi masalah. Biasanya banyak toko buku di sekitar kampus yang
menyediakan buku-buku rujukan perkuliahan. Begitu juga di koperasi
kampus.
Namun apabila dana untuk membeli buku ini sangat minim, atau
bahkan tidak ada sama sekali, maka ada beberapa alternatif yang dapat
dilakukan untuk mendapatkan sumber materi perkuliahan ini, yaitu antara lain membeli buku di toko atau pasar murah, fhoto copy buku
atau makalah dari dosen, menjadi anggota perpustakaan, mencari buku
rujukan kuliah di internet, membeli buku dalam bentuk CD atau dengan
mengajukan permintaan ke lembaga pemberi buku secara gratis.
STRATEGI KEEMPAT
KIAT PRAKTIS MENCARI TEMPAT TINGGAL
(Dari yang Bayar sampai yang GRATIS)
Hal lain yang biasanya menjadi perhatian bagi mahasiswa adalah
mencari tempat tinggal. Tentu saja masalah ini khusus bagi para
mahasiswa yang tidak tinggal di rumah orang tua atau saudara.
Prinsip yang biasanya dijadikan pedoman dalam mencari tempat
tinggal adalah mencari tempat tinggal yang murah, aman dan nyaman.
Apabila dana yang tersedia untuk tempat tinggal ini cukup maka mencari
tempat tinggal tidak begitu menjadi masalah. Tinggal mencari tempat
yang cocok, sementara harga sewa/kontrak tempat tinggal tidak menjadi
masalah.
Ada beberapa pilihan anternatif yang biasanya dilakukan
mahasiswa berkaitan dengan masalah tempat tinggal ini, yaitu antara lain :
tinggal di daerah yang masih murah, sewa tempat tinggal secara bersama-
sama, tinggal di asrama, tinggal di suatu lembaga.
STRATEGI KELIMA
KIAT PRAKTIS MENGATASI BIAYA HIDUP
Untuk memenuhi kebutuhan hidup, banyak mahasiswa yang
melakukan usaha sampingan selain kuliah yang menghasilkan uang atau
sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Imbalan yang
didapatkan dari usaha ini tidak perlu mesti uang, tetapi dalam bentuk lain
pun tidak jadi masalah.
Usaha yang dilakukan tentu saja harus merupakan usaha yang
halal. Dan juga yang tidak kalah pentingnya adalah tidak terlalu menyita
waktu kuliah dan belajar serta hanya memerlukan sedikit modal atau
bahkan tanpa modal sama sekali (bagi yang kemampuan dananya
terbatas). Lain lagi dengan mahasiswa yang berkecukupan namun ingin
mandiri dengan wiraswasta, maka modal usaha mungkin tidak terlalu
menjadi masalah.
Kunci dari usaha ini adalah jeli dalam melihat setiap peluang.
Banyak, misalnya, mahasiswa yang ketika ada kegiatan di kampus mereka
tidak malu untuk berjualan minuman dan makanan. Tentu saja
dagangannya laku karena berjualan secara ”jemput bola”.
Ada beberapa usaha sampingan yang biasanya dilakukan
mahasiswa, yang tentu saja masih banyak usaha-usaha lain yang dapat
dilakukan :
1. Menulis di media masa
Saat ini, media masa baik berupa koran, tabloid atau majalah
banyak sekali serta mudah untuk didapatkan, baik di pedesaan, apalagi di
perkotaan. Media masa ini ada yang tingkat daerah dan nasional.
Jumlahnya lebih dari 100 untuk seluruh Indonesia.
Setiap terbit, media masa ini memerlukan tulisan-tulisan baik
berupa artikel, opini, cerita pendek (cerpen), surat pembaca, resensi buku
dan sebagainya. Bayangkan, untuk satu koran harian (yang terbit setiap
hari), berapa ratus tulisan yang mereka butuhkan dalam satu bulan ! Dan
biasanya, setiap tulisan yang dimuat diberi honorarium. Untuk koran
tingkat lokal biasanya sekali dimuat honornya sekitar Rp.100.000,00
bahkan bisa lebih. Dan untuk koran nasional honornya paling kecil
sekitar Rp. 300.000,00-an, bahkan ada yang sampai Rp. 750.000,00
bahkan bisa lebih. Jadi, peluangnya banyak dan honornya menggiurkan
pula. Tinggal berlatih menulis saja. Kata sebagian penulis senior, biasanya
untuk penulis pemula ada rumus 1 : 10, artinya diantara 10 tulisan yang
dikirimkan, biasanya ada satu yang dimuat.
Untuk melakukan hal ini, kita tinggal membaca dan mengamati
rubrik-rubrik yang ada di suatu koran/tabloid/majalah, lalu mana yang
kira-kira kita mampu untuk membuat tulisan. Tulisan tidak hanya
berbentuk tulisan ilmiah. Puisi, cerita pendek (cerpen), pengalaman
pribadi dan hal-hal lainnya biasanya ada rubrik khusus yang
memfasilitasinya.
2. Menyediakan jasa pengetikan
Bagi mahasiswa yang mempunyai kemampuan mengetik cepat
bisa memanfaatkannya dengan menjual jasa pengetikan kepada
mahasiswa lain. Hal ini bisa dilakukan dengan membuka rental
pengetikan sendiri atau hanya mengetik saja. Kalau membuka rental
sendiri tentu saja memerlukan modal untuk pembelian komputer dan
penyediaan tempat. Kalau hanya menyediakan jasa pengetikan saja, tentu
promosi yang gratis adalah lewat teman-teman kuliah.
Kalau setiap hari ada yang memanfaatkan jasa kita minimal 2
orang dengan imbalan masing-masing misalnya Rp. 10.000,- maka hal ini
sudah lumayan untuk ukuran mahasiswa. Belum lagi kalau seseorang
menyuruh mengetik kadang-kadang menanggung juga urusan
konsumsinya !
dan masih banyak usaha-usaha lainnya yang dapat dilakukan
sesuai dengan bakat, kemampuan dan kreatifitas mahasiswa yang
bersangkutan.
ertikel diatas dapat anda lihat pada link asliya di:www.duniadownload.com