Friday, April 29, 2011

apakah perlu antibiotika kalau SAKIT TENGGOROKAN?

apakah perlu antibiotika kalau SAKIT TENGGOROKAN?

Sakit tenggorokan rasanya pernah dialami oleh setiap orang, termasuk juga anak-anak. Dan bila kita pergi berobat, hampir semuanya akan mendapat antibiotika. Tapi apakah antibiotika memang perlu diberikan? Apakah memang penyebab sakit tenggorokan itu adalah kuman atau bakteri, dan bukannya virus? Bila penyebabnya adalah virus, maka tidak ada gunanya diberikan antibiotika. Karena antibiotika tidak dapat untuk membunuh virus. Penggunaan antibiotika yang tidak rasional, bukan saja tidak menyembuhkan sakit tenggorokan, tapi akan membuat kuman kebal atau resisten terhadap antibiotika.
Salah satu penyebab diberikannya antibiotika, mungkin dikarenakan sulit untuk menentukan apakah benar sakit tenggorokan yang sedang diderita itu disebabkan oleh kuman dan bukan karena virus, tanpa melakukan pemeriksaan laboratorium. Dan lagi apakah kita mau meninggalkan ruang praktek dokter tanpa mendapatkan resep obat?
Sebenarnya, penyebab sakit tenggorokan diperkirakan 80% disebabkan oleh virus dan hanya sekitar 10-20% disebabkan oleh kuman streptokokus. Tapi bagaimana caranya membedakan penyebabnya itu, karena pengobatan yang akan diberikan akan berbeda sesuai dengan penyebabnya. Ini suatu hal yang sulit, karena sering keduanya tidak menunjukkan gejala yang berbeda. Gejala yang ditunjukkan sering sama seperti nyeri menelan diikuti dengan batuk, demam, pilek dan pembesaran kelenjar getah bening. Walaupun pada beberapa orang, sekitar 10%, dapat ditemukan gejala klasik dari kuman streptokokus seperti nyeri hebat saat menelan, terlihat bintik-bintik putih, bernanah pada kelenjar amandelnya, disertai pembesaran kelenjar amandel. Bila sakit tenggorokan ini disertai dengan kemerahan pada kulit, kemungkinan ini penyakit Demam Skarlatina yang sering mengenai anak-anak, antara umur 5 -11 tahun, yang memerlukan pengobatan antibiotika.
Bila sakit tenggorokan, penyebabnya adalah virus, maka antibiotika tidak diperlukan dan tidak akan menyembuhkan. Sebaliknya, pemberian antibiotika dapat menimbulkan resistensi atau kekebalan kuman terhadap antibiotika. Saat kuman telah kebal terhadap antibiotika tersebut, bila antibiotika kita gunakan, akan tidak ampuh lagi dalam membunuh kuman. Akibatnya, penyakit yang diderita tidak akan sembuh. Di pihak lain, bila penyebabnya adalah kuman streptokokus dan tidak mendapat antibiotika yang memadai maka penyakit akan bertambah parah dan kuman dapat menyerang katup jantung sehingga menimbulkan penyakit Demam Rhematik.
Panduan baru dari dokter di Amerika untuk mengatasi hal ini adalah bila sakit tenggorokan ini tidak berat, disertai dengan pilek, batuk dan mungkin nyeri otot, tapi tidak ada demam, cobalah untuk menunggu beberapa hari untuk melihat apakah gejalanya terlihat membaik. Sementara itu cobalah untuk istirahat, dan mengkonsumsi makanan bergizi. Bila gejala membaik, kemungkinan besar penyebabnya adalah virus, yang tidak memerlukan pengobatan antibiotika. Tapi bila gejala bertambah buruk, segeralah ke dokter. Dan bila Anda mendapat resep antibiotika, belilah seluruhnya dan minum secara teratur hingga seluruh jumlah antibiotika yang diresepkan habis. Ini untuk mencegah Anda kebal bila diobati antibiotika nantinya.
Sumber: The Journal of the American Medical Association

berapa lama manusia hidup tanpa MAKANAN?

Pernahkah anda melihat orang yang kelaparan, atau bahkan melihat orang yang mati kelaparan?? Tubuh yang kurus, dengan tulang iga yang keluar menonjol tergambar jelas pada lapisan tipis kulit yang membalutnya. Saya sering melihat fenomena ini melalui acara televisi tentang pemberitaan orang-orang yang tinggal di benua afrika pada sekitar tahun 90-an.
Lalu berapa lamakah seseorang dapat bertahan hidup tanpa asupan makanan?
Pertanyaan tentang berapa lama seseorang dapat bertahan hidup tanpa ketersediaan makanan sangat tergantung dari banyak faktor. Tekad dan kemauan merupakan salah satu faktor yang tidak bisa diabaikan. Aksi mogok makan para aktivis demonstrasi dan puasa-nya para pemimpin religius telah diketahui dapat bertahan selama beberapa minggu tanpa makanan. Gandhi berpuasa selama 21 hari pada umur 70 tahun. Orang-orang yang tersesat di hutan juga dapat bertahan dalam waktu yang cukup lama tanpa adanya makanan.
Secara medis, sebagian dokter setuju bahwa orang yang sehat dapat bertahan lebih dari 8 minggu tanpa makanan asalkan mereka tetap mendapatkan air. Seseorang dapat bertahan dalam waktu lama dan baik-baik saja tanpa makanan, sebaliknya, seseorang juga dapat kelaparan hingga tewas dalam waktu yang relatif lebih singkat. Sehat dan mempunyai bentuk fisik yang baik dapat membantu bertahan lebih lama.
Tubuh menyimpan energi yang dibutuhkan dalam bentuk lemak, karbohidrate, dan protein. Karbohidrat yang pertama kali akan digunakan sebagai sumber energi jika tidak ada makanan, kemudian lemak. Jika sampai pada titik dimana tubuh telah menggunakan protein, yang pada dasarnya adalah tubuh itu sendiri, maka tubuh akan menjadi kurus dan menyusut. Karena semua yang ada telah dipakai demi menghasilkan energi. Tanpa asupan makanan, maka tubuh itu sendiripun di ‘makan’ hingga hanya tulang dan kulit yang tersisa.
Metabolisme juga ikut berperan. Metabolisme merupakan proses merubah makanan menjadi energi. Jika metabolisme lambat, makanan yang masuk akan lambat di’ ‘bakar’ dan akan bertahan lebih lama. Tanpa makanan, metabolisme akan menyesuaikan dan memperlambat proses dengan sendirinya. Intinya tubuh akan berusaha untuk mempertahankan dan melindungi diri sedapat mungkin.
Cuaca juga termasuk faktor yang turut berpengaruh. Kabar buruknya adalah baik cuaca dingin dan panas, keduanya tidaklah baik dan akan memperburuk keadaan. Panas akan mempercepat proses dehidrasi, dan dingin berarti semakin banyak energi dibakar untuk menjaga temperatur tubuh tetap normal pada 37 ºC. Kabar baiknya adalah panas dan dingin yang ekstrem akan membunuh lebih dulu sebelum sampai pada tahap kelaparan. Jika cukup beruntung berada pada cuaca yang baik, anda akan mampu bertahan sedikit lebih lama.
Beberapa gejala yang akan dialami jika beberapa hari tidak mendapatkan makanan adalah:
  • · Lemas
  • · Pusing
  • · Diare kronis
  • · Irritasi
  • · Tidak bisa membuat keputusan yang baik
  • · Hasrat sex menurun
  • · Defisiensi imunitas
Kelaparan yang terus berlanjut akan membuat organ mati satu persatu. Orang yang sekarat karena kelaparan mungkin mengalami hal-hal berikut:
  • · Halusinasi
  • · Kejang
  • · Keram otot
  • · Detak jantung tak beraturan
Pada kasus orang sakit yang sudah tidak mampu untuk makan dan minum, yang bertahan hidup hanya dari bantuan alat, yang makanan dan minuman langsung dimasukkan kedalam tubuh melalui infus. Maka jika alat penopang hidupnya di cabut, diperkirakan pasien tersebut mampu bertahan hidup antara 10 sampai 14 hari. Namun jika pasien mengalami dehidrasi atau overhidrasi saat alat dicabut, waktu diperkirakan berbeda beberapa hari.
Kasus yang terkenal adalah yang dialami seorang pasien bernama Terry Schiavo pada awal tahun 2005. Karena sudah tidak mampu apa-apa lagi dan hanya bertahan hidup dari bantuan alat, maka dokter dan keluarga memutuskan untuk mencopot alat penopang hidupnya. Setelah beberapa kali mengalami pencabutan dan pemasangan alat karena perdebatan untuk mempertahankannya tetap hidup, akhirnya dia meninggal dua minggu setelah pencabutan alat dilakukan.
Namun ada juga kasus luar biasa yang terjadi seperti pada kasus seorang pendaki asal Jepang yang mampu bertahan 24 hari tanpa makanan dan minuman pada cuaca dingin. Ini terjadi pada bulan Oktober 2006. Menurutnya dia terjatuh dan hilang kesadaran setelah meninggalkan teman sesama pendakinya. Yang diingatnya hanya saat itu dia berbaring di tanah lapang dan tertidur, dan dibangunkan oelh tim penyelamat lebih dari tiga minggu kemudian. Suhu tubuhnya saat dia ditemukan adalah 71 derajat fahrenheit, lebih dari 27 derajat dibawah normal. Nadinya hampir tidak berdetak dan organ-organnya berhenti/mati. Para dokter percaya dia mungkin jatuh pada keadaan hibernasi, mematikan fungsi otaknya dan membuatnya mampu bertahan hidup tanpa makanan dan minuman (source: BBC)

sumber: www.howstuffworks.com ; dan lainnya.

No comments:

Post a Comment