Friday, April 29, 2011

Kalau ada LALAT masuk minuman, celupin aja LALAT nya(BUKAN HUMOR MELAINKAN ILMIAH)

Kalau ada LALAT masuk minuman, celupin aja LALAT nya

lalat
Nabi Bersabda, “Apabila seekor lalat masuk ke dalam minuman salah
seorang kalian, maka celupkanlah ia, kemudian angkat dan buanglah
lalatnya sebab pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada
sayap lainnya ada obatnya
(HR. Bukhari, Ibn Majah, dan Ahmad)
Dalam riwayat lain: “Sungguh pada salah satu sayap lalat ada racun
dan pada sayap lainnya obat, maka apabila ia mengenai makananmu maka
perhatikanlah lalat itu ketika hinggap di makananmu, sebab ia
mendahulukan racunnya dan mengakhirkan obatnya” (HR. Ahmad, Ibn Majah)
Diantara mu’jizat kenabian Rasulullah dari aspek kedokteran yang
harus ditulis dengan tinta emas oleh sejarah kedokteran adalah alat
pembuat sakit dan alat pembuat obat pada kedua sayap lalat sudah
beliau ungkapkan 14 abad sebelum dunia kedokteran berbicara.
Dan penyebutan lalat pada hadits itu adalah bahwa air tetap suci dan
bersih jika dihinggapi lalat yang membawa bakteri penyebab sakit
kemudian kita celupkan lalat tersebut agar sayap pembawa obat
(penawarnya) pun tercelup ke air.
Dan percobaan ilmiah kontemporer pun sudah dilakukan untuk
mengungkapkan rahasia di balik hadits ini. Bahwasannya ada kekhususan
pada salah salah satu sayapnya yang sekaligus menjadi penawar atau
obat terhadap bakteri yang berada pada sayap lainnya. Oleh karena
itu, apabila seekor lalat dicelupkan ke dalam air keseluruhan
badannya, maka bakteri yang ada padanya akan mati, dan hal ini cukup
untuk menggagalkan “usaha lalat” dalam meracuni manusia, sebagaimana
hal ini pun telah juga ditegaskan secara ilmiah. Yaitu bahwa lalat
memproduksi zat sejenis enzim yang sangat kecil yang dinamakan Bakter
Yofaj, yaitu tempat tumbuhnya bakteri.
Dan tempat ini menjadi tumbuhnya bakteri pembunuh dan bakteri
penyembuh yang ukurannya sekitar 20:25 mili mikron. Maka jika seekor
lalat mengenai makanan atau minuman, maka harus dicelupkan
keseluruhan badan lalat tersebut agar keluar zat penawar bakteri
tersebut. Maka pengetahuan ini sudah dikemukakan oleh Nabi kita
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dengan gambaran yang
menakjubkan bagi siapapun yang menolak hadits tentang lalat tersebut.

Dr. Amin Ridha, Dosen Penyakit Tulang di Jurusan Kedokteran Univ.
Iskandariyah, telah melakukan penelitian tentang “hadits lalat ini”
dan menegaskan bahwa di dalam rujukan-rujukan kedokteran masa silam
ada penjelasan tentang berbagai penyakit yang disebabkan oleh lalat.
Dan di zaman sekarang, para pakar penyakit yang mereka hidup berpuluh-
puluh tahun, baru bisa mengungkap rahasia ini, padahal sudah
dibongkar informasinya sejak dahulu. Yaitu kurang lebih 30-an tahun
yang lalu mereka menyaksikan dengan mata kepala sendiri obat berbagai
penyakit yang sudah kronis dan pembusukan yang sudah menahun adalah
dengan lalat.
Berdasarkan hal ini, jelaslah bahwa ilmu pengetahuan dalam
perkembangannya telah menegaskan penjelasannya dalam terori ilmiah
sesuai dengan hadits yang mulia ini. Dan mukjizat ini sudah
dikemukakan semenjak dahulu kala, 14 abad yang silam sebelum para
pakar kedokteran mengungkapkannya baru-baru ini.

Larangan Makan dan Minum sambil berdiri menurut tinjauan Medis

Dari Anas dan Qatadah ra, dari Nabi SAW:
Sesungguhnya beliau melarang seseorang minum sambil berdiri, Qotadah ra berkata:”Bagaimana dengan makan?” beliau menjawab: “Itu lebih buruk lagi”. (HR. Muslim dan Turmidzi)
Dari *** Hurairah, Nabi SAW bersabda:
“Jangan kalian minum sambil berdiri ! Apabila kalian lupa, maka hendaknya ia muntahkan !” (HR. Muslim)
Rahasia Medis
Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani berkata: “Minum dan makan sambil duduk, lebih sehat, lebih selamat, dan lebih sopan, karena apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan perlahan dan lembut. Adapun minum sambil berdiri, maka ia akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus, menabraknya dengan keras, jika hal ini terjadi berulang-ulang dalam waktu lama maka akan menyebabkan melar dan jatuhnya usus, yang kemudian menyebabkan disfungsi pencernaan. Adapun Rasulullah SAW pernah sekali minum sambil berdiri, maka itu dikarenakan ada sesuatu yang menghalangi beliau untuk duduk, seperti penuh sesaknya manusia pada tempat-tempat suci, bukan merupakan kebiasaan. Ingat hanya sekali karena darurat!
Begitu pula makan sambil berjalan, sama sekali tidak sehat, tidak sopan, tidak etis dan tidak pernah dikenal dalam Islam dan kaum muslimin.
Dr. brahim Al-Rawi melihat bahwa manusia pada saat berdiri, ia dalam keadaan tegang, organ keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekerja keras, supaya mampu mempertahankan semua otot pada tubuhnya, sehingga bisa berdiri stabil dan dengan sempurna. Ini merupkan kerja yang sangat teliti yang melibatkan semua susunan syaraf dan otot secara bersamaan, yang menjadikan manusia tidak bisa mencapai ketenangan yang merupakan syarat tepenting pada saat makan dan minum. Ketenangan ini bisa dihasilkan pada saat duduk, dimana syaraf berada dalam keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan siap untuk menerima makanan dan minum dengan cara cepat.
Dr. Al-rawi menekankan bahwa makanan dan minuman yang disantap pada saat berdiri, bisa berdampak pada refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana (saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi usus.
Refleksi ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, bisa menyebabkan tidak berfungsinya saraf (Vagal Inhibition) yang parah, untuk menghantarkan detak mematikan bagi jantung, sehingga menyebabkan pingsan atau mati mendadak.
Begitu pula makan dan minum berdiri secara terus –menerus terbilang membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada lambung. Para dokter melihat bahwa luka pada lambung 95% terjadi pada tempat-tempat yang biasa bebenturan dengan makanan atau minuman yang masuk.
Sebagaimana kondisi keseimbangan pada saat berdiri disertai pengerutan otot pada tenggorokan yang menghalangi jalannya makanan ke usus secara mudah, dan terkadang menyebabkan rasa sakit yang sangat yang mengganggu fungsi pencernaan, dan seseorang bisa kehilangan rasa nyaman saat makan dan minum.
Oleh karena itu marilah kita kembali hidup sehat dan sopan dengan kembali ke pada adab dan akhlak Islam, jauh dari sikap meniru-niru gaya orang-orang yang tidak mendapat hidayah Islam.
Sumber: Qiblati edisi 04 tahun II. Judul: Larangan Minum sambil berdiri, Hal 16

No comments:

Post a Comment