belajar Bahasa Asing mencegah PIKUN
Maret 11, 2009 — rsyarifarioDemensia merupakan suatu sindroma yang menunjukkan adanya kemunduran intelegensi. Gejala demensia meliputi melemahnya daya ingat dan penilaian, disorientasi waktu dan tempat, serta hilangnya fungsi-fungsi intelek lainnya yang terjadi tanpa gangguan tingkat kesadaran. Demensia usia lanjut adalah sebuah gejala penyakit global, menurut statistik badan demensia usia lanjut Internasional dan WHO, bahwa saat ini terdapat lebih dari 8 juta penderita demensia usia lanjut di seluruh dunia. Dan diprediksi sampai pada tahun 2020 nanti, penderita demensia usia lanjut sedunia akan mencapai 34 juta orang.
Bagaimana mencegah demensia usia lanjut kini telah menjadi topik kesehatan umum setiap negara. Menurut hasil penelitian terbaru peneliti asal Kanada menyebutkan, bahwa sesering mungkin berlatih bahasa asing dapat menunda efek demensia usia lanjut.
Peneliti asal Kanada telah melakukan survei terhadap 184 manula yang menderita demensia usia lanjut tahun 2005 lalu, dari hasil survei tersebut sebanyak 91 orang diantara jumlah terkait hanya berbicara dalam satu bahasa. Sedang 93 orang lainnya sering menggunakan dua bahasa. Peneliti terkait mendapati, bahwa mereka yang hanya berbicara dalam satu bahasa rata-rata memanifestasikan keadaan demensia saat berusia 71.4 tahun. Sedang mereka yang berbicara dalam dua bahasa rata-rata baru memanifestasikan gejala demikian saat berusia 75.5 tahun. Menurut peneliti terkait, bahwa mereka yang menggunakan dua bahasa, suplai darah otak besar secara relatif lebih banyak, hubungan antar saraf dan otak lebih mudah terpelihara dengan baik, kedua sebab ini dianggap dapat membantu memperlambat terjadinya demensia usia lanjut. Namun, sang peneliti juga menegaskan bahwa mereka yang kerap menggunakan dua bahasa, hanya dapat membantu memperlambat atau menunda masa munculnya demesia usia lanjut. Tidak bisa secara tuntas mencegah terjadinya demensia usia lanjut.Forkhes Clark, seorang pakar psikologi yang turut serta dalam peneltian ini mengatakan, penelitian terkait di atas hanya sebuah hasil penelitian awal, adapun mengenai manfaat dari seringnya menggunakan bahasa asing, masih perlu dibuktikan lebih lanjut. Namun, hasil penelitian sebelumnya di Amerika Serikat menyebutkan, bahwa mereka yang menguasai bahasa asing dengan baik saat muda, lebih tidak mudah mengidap penyakit demensia usia lanjut.
Sumber : Secret China
Racun dapat diturunkan pada Anak Cucu
Maret 11, 2009 — rsyarifarioBahan kimia beracun pada tubuh seseorang ternyata dapat diturunkan ke generasi berikutnya, karena bahan kimia tersebut dapat merubah kerja dari gen.
Para ahli di Universitas Washington mempunyai bukti bahwa beberapa penyakit yang diturunkan dapat disebabkan karena pencemaran racun yang terjadi saat dalam kandungan. Penelitian pada tikus juga memperlihatkan bahwa pada lingkungan yang dibuat beracun sedemikian rupa, ternyata dapat merubah aktivitas genetik tikus sehingga menyebabkan diturunkannya penyakit tertentu pada sekurangnya hingga ke-empat generasi berikutnya.Penelitian tersebut dengan menggunakan tikus hamil yang dilakukan pemaparan dengan dua jenis bahan kimiawi, yaitu vinclozolin suatu fungisida yang umum digunakan pada perkebunan anggur dan pestisida lainnya adalah methoxychlor.
Kedua jenis bahan kimiawi ini telah diketahui dapat mempengaruhi fungsi normal dari hormon reproduksi. Sehingga tikus jantan yang dilahirkan tersebut mengalami jumlah sperma yang kurang dan tingkat kesuburan yang rendah. Tikus jantan tersebut masih dapat mempunyai keturunan tapi bila kawin dengan tikus betina yang tidak terpapar racun, tikus jantan keturunannya juga memiliki masalah yang sama.
Masalah ini akan ditemukan hingga sekurangnya ke-empat generasi berikutnya, dimana terjadi penurunan kesuburan hingga lebih dari 90% pada tikus jantan dari masing-masing generasi.
Menurut para penelitinya, masalah ini bukan disebabkan karena perubahan pada yang terjadi pada kode DNA, tapi lebih disebabkan karena perubahan cara kerja dari gen-gen yang terkait. Perubahan epigenetik ini, disebabkan karena sebagian kecil bahan kimiawi tersebut menempel pada DNA. Sebenarnya perubahan epigenetik ini telah lama diteliti, tapi baru saat ini diketahui ternyata perubahan ini dapat diturunkan pada generasi berikutnya.
Peneliti juga percaya bahwa penyakit-penyakit seperti kanker payudara dan kanker prostat terjadi karena perubahan epigenetik juga. Penyakit-penyakit ini semakin umum diderita dan tidak mungkin disebabkan karena mutasi genetika saja.
Pada penelitian yang dilakukan dengan tikus, kadar bahan kimiawi yang dipaparkan mempunyai kadar yang sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari yang normal dialami pada manusia. Oleh karena itu, yang diperlukan saat ini adalah untuk mengetahui seberapa besar dosis bahan kimiawi yang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang diturunkan pada generasi berikutnya.
Sumber: Jurnal Science
No comments:
Post a Comment