mengenal sakit LEVER
Februari 4, 2009 — rsyarifarioLever memang istimewa. Organ berukuran paling besar ini bertugas melindungi tubuh dari racun. Bila terganggu, bisa terjadi
kondisi seperti yang dialami tokoh pemikir Nurcholis Majid yang meninggal akibat levernya rusak. Karena itu, perkuat hati Anda, antara lain dengan tanaman obat.
Lever atau hati adalah organ vital yang memiliki peran besar dalam sistem pencernaan, biosintesis, metabolisme energi, pembersihan sampah tubuh, dan pengatur sistem kekebalan tubuh.
Letaknya di perut bagian kanan, di belakang tulang iga. Sebagai organ terbesar di antara organ dalam lain, hati berbobot sekitar 1/36 berat badan orang dewasa, atau kira-kira 1.200-1.600 gram. Normalnya, hati berukuran selebar telapak tangan pemiliknya atau 7-10 cm.
Pada orang dewasa, darah yang mengalir setiap menit lewat hati diperkirakan sekitar 1.200-1.500 ml, baik dari pembuluh darah
hati (arteria hepatika) maupun dari pembuluh darah vena (vena porta), yang menerima aliran darah dari saluran cerna, selain dari limpa dan pankreas.
Aliran darah langsung akan dengan cepat mencapai lever. Bila ada bahan-bahan mengandung toksin atau racun, hati akan bekerja sangat keras untuk menetralisasinya. Cara kerja ini menyebabkan hati mudah terkena racun.
Menurut Prof. Dr. H. Nurul Akbar, Sp.PD-KGEH, ada empat fungsi utama hati, yakni pembentukan dan ekskresi cairan empedu, fungsi metabolik, pertahanan tubuh, dan fungsi vaskular. Empedu dibentuk oleh hati. Sekitar satu liter cairan empedu diekskresikan (dikeluarkan) oleh hati setiap hari.
Sebagai bagian dari empedu, garam empedu yang dihasilkan penting untuk pencernaan dan penyerapan lemak dalam usus halus.
Garam ini sebagian diserap kembali oleh usus halus dan dialirkan ke hati.
Fungsi kedua hati adalah memetabolisme karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin. Bahan makanan berkarbohidrat yang kita asup, setelah diolah menjadi glukosa di saluran cerna, akan diserap usus masuk peredaran darah. Lewat vena porta, glukosa masuk ke hati.
Dalam sel hati inilah, sebagian glukosa diolah atau dimetabolisasi sehingga terbentuk energi yang berfungsi menjaga temperatur tubuh dan tenaga. Sisa glukosa diubah menjadi glikogen untuk disimpan di hati dan otot atau diubah menjadi lemak yang kemudian disimpan dalam jaringan di bawah kulit. Glikogen ini berfungsi sebagai energi cadangan.
Fungsi ketiga, sebagai pertahanan tubuh, yakni dengan proses detoksifikasi yang dilakukan oleh enzim-enzim hati terhadap zat-zat beracun, entah yang masuk dari luar maupun yang dihasilkan tubuh.
Lewat proses ini, zat berbahaya diubah menjadi zat yang secara fisiologis tidak aktif. Fungsi lain adalah perlindungan,
dengan menghasilkan imunoglobulin, antibodi, dan sel fagosit pembersih kuman yang masuk ke hati lewat vena porta.
Fungsi keempat adalah vaskular. Maksudnya bila terjadi kelemahan fungsi jantung kanan dalam memompa darah, darah dari hatilah
yang dialirkan ke jantung lewat vena hepatica (pembuluh darah vena hati).
Gampang Rusak
Sebagai organ penyaring dan penahan kuman, pantas jika hati gampang rusak. Kerusakan ini menurut Prof. Nurul bisa jadi akibat asupan makanan beracun, seperti makanan berpengawet dan berpewarna.
“Mereka yang kurang gizi dan alkoholik juga berpotensi merusak hatinya sendiri,” tutur spesialis penyakit dalam dari
Sub-Bagian Gastro-Enteri-Hepatologi RS Cipto Mangunkusumo/FKUI ini.
Beberapa gangguan utama yang umum terjadi antara lain penyakit radang hati (cholangiohepatitis, lymphocytic portal hepatitis), infeksi hati (toxoplasmosis, coronavirus, infeksi bakteri), tumor (lymphoma dan carcinoma hati), lipidosis (pelemakan hati), rusak akibat obat atau racun, serta penyakit vaskular hati (portosystemic).
Tanda-tanda hati bermasalah tampak dari membesarnya organ ini yang ditandai dengan demam. Penderita mulai enggan makan,
kehilangan berat badan, dan lesu. Demam akan meningkat seiring memburuknya kondisi hati. Gejala lain adalah meningkatnya
keinginan minum dan banyak kencing.
Mual dan sakit kuning bisa muncul pada penderita lever tingkat lanjut. Bila lever mulai tidak berfungsi sebagaimana mestinya,
beberapa tanda gangguan sistem saraf atau neurologis berat serta pengeluaran cairan ludah berlebih, akan terjadi. Pada sejumlah pasien tampak perutnya membesar, akibat ukuran hati bertambah atau meningkatnya jumlah cairan dalam perut.
Sayang, tanda-tanda penyakit hati sering tidak terlalu jelas, terutama pada penderita yang stadiumnya masih ringan. Namun, tanda umum seperti lesu, berkurangnya berat badan, tidak bergairah, serta pikiran menjadi tidak tajam lagi sering kita temui.
Kadang terjadi mual-mual dan atau diare. Sangat mungkin muncul warna kuning di selaput mukosa mata, mulut, dan kulit.
Pemeriksaan lanjut seperti tes darah, radiografi, dan ultrasonografi akan menunjukkan secara jelas dan meyakinkan bahwa lever
mengalami kerusakan. Dalam banyak kasus, biopsi (pemeriksaan jaringan) juga diperlukan untuk menentukan penyebab kerusakan
hati.
Karena merupakan organ terbesar pencuci racun dari segala jenis obat anestesi, obat anestesi istimewa atau khusus dalam hal ini akan diberikan bagi penderita lever. Pembekuan darah juga akan menjadi masalah tersendiri karena dengan rusaknya organ
ini faktor pembeku darah yang juga dihasilkan oleh hati akan berkurang.
Tentu perawatan penderita lever tergantung dari penyebab. Biasanya diberikan tindakan bantuan dengan memberi terapi intravena
cairan atau infus yang berisi zat-zat gizi. Penderita akan diberi makanan yang mudah diserap usus, tinggi karbohidrat dan protein.
Antibiotik dan antiradang akan diberikan, serta tentu saja beberapa obat, tergantung dari kasusnya. Pembedahan akan dilakukan
bila terjadi gangguan pada pembuluh darah. Hal yang sama juga dilakukan pada pasien kanker jika tumor bisa disingkirkan.
Pendek kata, sakit hati merupakan sakit serius. Meski beberapa kasus bisa ditangani dengan perubahan gaya hidup dan bantuan obat, langkah terbaik adalah mencegah.
No comments:
Post a Comment