Ditulis Oleh: Munzir Almusawa | |
Sunday, 20 March 2011 | |
Senin,07 Maret 2011 قَالَ رَسُوْلُ الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: بَيْنَمَا أَنَا أَسِيرُ فِي الْجَنَّةِ، إِذَا أَنَا بِنَهَر،ٍ حَافَتَاهُ، قِبَابُ الدُّرِّ الْمُجَوَّفِ، قُلْتُ: مَا هَذَا يَا جِبْرِيلُ...؟، قَالَ: هَذَا الْكَوْثَرُ، الَّذِي أَعْطَاكَ رَبُّكَ، فَإِذَا طِينُهُ مِسْكٌ أَذْفَرُ، (صحيح البخاري) Sabda Rasulullah saw : “Ketika aku berjalan di sorga, maka kulihat telaga indah, dikelilingi kubah-kubah mutiara yang berlorong-lorong, kukatakan : “apa ini wahai Jibril..?”, ia menjawab :”Ini telaga Al kautsar, yang diberikan untukmu dari Tuhanmu wahai Muhammad (saw). Maka kulihat pasirnya dari misik yang harum dan wangi” (Shahih Bukhari)Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Abadi, Maha Sempurna dan Tunggal dengan kesempurnaan, Tunggal dengan keluhuran , Tunggal dengan cahaya keabadian dan kebahagiaan, Yang menghamparkan alam semesta beserta isinya dari tiada kemudian membagikan kehidupan bagi yang dikehendaki-Nya, dan membuat hamba-hamba-Nya bicara, melihat, mendengar dan bergerak bagi yang dikehendaki-Nya. Tiada satu hamba pun yang mampu berbicara kecuali dengan anugerah-Nya, tiada pula seorang hamba bisa melihat kecuali dengan anugerah-Nya, tiada pula seorang hamba bisa mendengar kecuali dengan anugerah-Nya dan tiada pula seorang hamba bisa bergerak kecuali dengan anugerah-Nya. Tidak ada hamba yang mampu menciptakan penglihatan dari tiada, tiada pula seorang hamba yang mampu menciptakan pendengaran dari tiada , tiada seorang hamba mampu menciptakan tubuh bisa bergerak, dan jika berkehendak Allah mampu mencabut semua itu hingga berhentilah fungsi penglihatan, pendengaran dan gerakannya meskipun mata, telinga dan jasadnya ada, kesemuanya akan diam dan tidak mampu berfungsi dengan kehendak Allah, Yang Maha membatasi kehidupan dengan kehendak-Nya, Maha Lembut dan berkasih sayang khususnya kepada ummat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Di masa-masa lalu ummat mencapai usia diatas 1000 tahun. Diriwayatkan bahwa nabi Nuh mencapai usia 2500 tahun dan mengemban risalah kenabian selama 950 tahun. Berapa banyak umat terdahulu yang mencapai usia ratusan atau ribuan tahun, ummat yang terpendek usianya adalah ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan sangat sedikit sekali yang mencapai usia 100 tahun, namun amal pahala mereka dilipatgandakan 10 hingga 700 kali lipat, itulah kelebihan ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka jika seseorang hidup selama 60 tahun seakan-akan ia seperti hidup 600 tahun, itulah anugerah Allah untuk kita ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Segala Puji bagi-Mu wahai Allah Yang telah memilih kami sebagai pengikut sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Meskipun kehidupan yang singkat di muka bumi ini namun Allah melipatgandakan pahala ummat menjadi 10 hingga 700 kali lipat, demikian riwayat Shahih Al Bukhari, bahkan dalam riwayat Shahih Muslim bahwa amal pahala bisa dilipatgandakan hingga 700 kali lipat atau lebih , maka jika 10 tahun usia kita dan kita beribadah selama itu maka ibadah selama 10 tahun itu bisa berubah menjadi 7000 tahun ibadah dengan kehendak Allah. Dan Allah juga memberi anugerah yang lebih baik dari itu yaitu malam Lailatul Qadr, dimana ibadah di malam itu pahalanya lebih dari 1000 bulan. Allah Maha Mampu memberi lebih dari semua itu, bahkan mereka yang telah memiliki tumpukan gunung dosa dan kesalahan, dan jika mereka bertobat Allah akan menggantikan kesalahan-kesalahan mereka dengan kebaikan, sebagaimana firman Allah : إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا ( الفرقان : 70 )“ Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. ( QS. Al Furqan : 70 ) Orang yang beriman dan yang beramal shalih, Allah akan menggantikan tumpukan gunung-gunung dosa dan kesalahan mereka dengan gunung-gunung pahala. Tidak pernah kita temukan tumpukan dosa diganti menjadi pahala , yang kita tahu jika seseorang berbuat salah maka ia akan dimaafkan tanpa diberi hadiah, namun Allah tidak hanya memaafkan tetapi juga menggatikan dosa-dosa mereka dengan pahala, bahkan Allah memuliakan hamba-hamba yang bertobat . Diriwayatkan didalam Shahih Al Bukhari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa Allah subhanahu wata’ala menerima hamba yang bertobat dengan kegembiran dan cinta-Nya, Rasulullah bertanya kepada para sahabat tetang seseorang yang pergi membawa seluruh hartanya dengan tunggangannya dan setelah ia kelelahan ia pun tertidur dan ketika terbangun, tunggangan dan semua hartanya tidak ada, maka Rasulullah bertanya kepada para sahabat bagaimana kesedihan orang itu, maka para sahabat berkata : “pastilah orang itu sangat sedih wahai Rasulullah”, maka setelah orang itu berjalan jauh dan tidak pula menemukan tunggangannya ia pun kelelahan dan tertidur, setelah ia terbangun ia melihat harta dan tunggangannya ada di hadapannya, maka Rasulullah bertanya bagaimana kegembiraan orang itu, para sahabat menjawab : “pastilah dia sangat gembira wahai Rasulullah”, maka Rasulullah menjawab : “Sungguh Allah lebih gembira menerima taubat seseorang yang penuh dosa dibandingkan kegembiraan seseorang yang kehilangan seluruh hartanya kemudian hartanya kembali kepadanya”. Allah tidak membutuhkan taubat kita, namun samudera kasih sayang-Nya memeluk dan mencintai hamba yang bertobat, oleh sebab itu hamba yang paling dicintai oleh Allah subhanahu wata’ala adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dimana beliau selalu beristighfar sebanyak 70 kali dalam setiap harinya, padahal Rasulullah tidak mempunyai dosa, namun beliau hanya ingin lebih mencapai derajat yang mulia sebagaimana firman Allah : إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ ( البقرة : 222 )“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri” ( QS. Al Baqarah : 222 ) Jika muncul bisikan syaitan yang berkata: “jika engkau taubat dari sekarang, kemudian kembali berbuat dosa, maka engkau termasuk dalam kelompok orang-orang munafik”. Sungguh demi Allah tidak demikian, karena Allah tidak akan pernah berhenti dan bosan menerima tobat hamba-Nya. Allah berfirman dalam riwayat Al Imam Ahmad : يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّماَءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ “ Wahai anak Adam seandainya dosa-dosamu (sebanyak) awan di langit kemudian engkau minta ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni engkau”Jika dosa seorang hamba memenuhi hingga ke ujung langit pun Allah tetap akan mengampuni, saat ini baru ditemukan galaksi terbaru, yang bernama galaksi Andren yang jaraknya 70 tahun kecepatan cahaya, dan kecepatan cahaya adalah 300.000 Km/detik namun belum juga ditemukan ujung langit,,, Allah berfirman jika dosa hamba menumpuk hingga memenuhi langit maka akan Allah ampuni. Adakah yang lebih indah dari Allah, adakah yang lebih pemaaf dari-Nya, adakah Yang lebih berhak dicintai dan dirindui dari diri-Nya, dan indahnya sambutan Allah terhadap hamba yang merindukan-Nya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda riwayat Shahih Al Bukhari: مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللهِ أَحَبَّ اللهُ لِقَاءَهُ “ Barangsiapa yang ingin berjumpa dengan Allah, maka Allah pun ingin berjumpa dengannya”Jika seseorang rindu kepada Allah maka Allah pun rindu kepada-Nya, inginkah melihat Yang Maha Indah dan Maha Baik Yang menciptakanmu dari tiada, dan senantiasa memaafkan dosa-dosa dan kesalahanmu, dan Yang menyiapakan istana-istana di surga yang semakin detik bertambah indah, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala : فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ ( السجدة : 17 )“Tak seorangpun mengetahui berbagai ni'mat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan” ( QS. As Sajadah : 17 ) Manusia tidak mengetahui sesuatu yang telah disiapkan oleh Allah subhanahu wata’ala untuk mereka sebagai balasan amal-amal mereka. Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam hadits qudsy : أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِيْنَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ “ Telah Kusiapkan untuk hamba-hambaKu sesuatu yang tidak pernah dilihat mata, tidak pula didengar telinga, dan tidak pernah terlintas dalam sanubari manusia”Abadi dalam keindahan di surga, dan keindahan itu dalam setiap waktu dan kejap semakin indah, itulah yang disiapakan untuk para perindu Allah, siapa mereka? Mereka adalah orang yang banyak megingat Allah, مَنْ أَحَبَّ شَيْئًا كَثُرَ ذِكْرَهُ " Barangsiapa yang mencintai sesuatu, maka banyak menyebutnya"Maka beruntunglah mereka yang hadir di majelis dzikir , karena ia telah diizinkan Allah untuk duduk bersama orang-orang yang dirindukan dan merindukan Allah. Kebahagiaan, ketenangan, kesejahteraan, keluhuran, kesucian dan kemuliaan adalah milik-Nya yang diberikan kepada yang dikehendaki-Nya terlebih lagi kepada mereka yang memintanya. Dan rahasia keluhuran di malam hari ini, kita berkumpul dalam kemuliaan memenuhi undangan Allah untuk mencapai ridha-Nya, karena orang yang berdzkir bersama mengingat Allah maka Allah akan mengingatnya dalam perkumpulan yang lebih mulia di langit. Langit mengenal nama-nama yang suka menyebut nama Allah . Semoga Allah mejadikan kita dalam kelompok mereka, kelompok orang yang banyak berdzikir . Orang yang banyak berzikir adalah orang-orang yang hatinya ditenangkan oleh Allah, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala : الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ ( الرعد : 28 )“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” ( QS. Ar Ra’d : 28 ) Dengan mengingat Allah hati akan tenang, bagaimana hati akan tenang jika permasalahan dan kesedihan masih merundung kita, maka hal ini menunjukkan bahwa orang yang berdzikir akan tenang hatinya dan berarti akan diselesaikan permasalahannya. Perbanyaklah dzikir dalam segala aktifitas dan dimana pun berada, setiap kali ada kesempatan. Jika iseng untuk kirim sms dengan teman boleh-boleh saja di waktu senggang namun tetap sambungkan hati dengan Allah, sehingga hati bergetar mengingat-Nya . Dan ingatlah detik-detik saat namamu dipanggil menghadap-Nya “Fulan bin fulan maju kehadapan Allah”. Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah Sampailah kita pada hadits yang kita baca tadi dan mengingatkan pada firman Allah subhanahu wata’ala : إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ ، فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ ، إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ ( الكوثر : 1-3 )“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni'mat yang banyak, maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah, sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus “ ( QS. Al Kautsar : 1-3 ) Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “ saat aku berada di surga ( di malam mi’raj ) , aku melihat telaga yang sangat indah dikelilingi kubah-kubah mutiara yang berlorong-lorong dan tanahnya adalah minyak wangi yang terharum”, mungkin akal tidak menerima bagaimana tanahnya berupa minyak wangi?, sungguh tidak terlintas dalam fikiran kita karena pijakan kaki pastilah berupa tanah atau benda keras, namun disini pijakan kakinya adalah minyak wangi. Bisa tenggelam dong? tidak akan tenggelam, dengan kehendak Allah air. Diriwayatkan oleh Al Imam Ibn Hajar Asqalany dalam Fathul Bari bisyarah Shahih Al Bukhari, berkaitan dengan hal ini beliau menukil riwayat lain dari sayyidina Anas bin Malik beliau berkata : “ Wahai Rasulullah ,aku memohon syafaat kepadamu” , maka Rasulullah berkata : “ Engkau akan bertemu denganku di mizan”. Rasulullah menunggu ummatnya di timbangan amal untuk memberikan syafaat, jika timbangan dosanya lebih berat dari amalnya maka akan diringkan oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dengan sayafaatnya . Kemudian sayyidina Anas bin Malik berkata : “ wahai Rasulullah, jika aku selamat di mizan lalu bermasalah di tempat yang selanjutnya?”, maka Rasulullah menjawab : “ Aku juga akan berada di jembatan shirat saat ummatku melintas”. Dalam sebuah riwayat yang tsiqah setiap ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam akan terjatuh ke jurang api neraka, rasulullah memegang tangannya, namun jika dia adalah pendosa besar yang belum sempat bertobat sebelum wafat, maka orang itu yang akan melepaskan tangan nabi sehingga ia pun terjerumus kea pi neraka. Maka sayyidina Anas bin Malik berkata : “ Wahai Rasulullah, jika aku mendapatkan kesulitan di alam selanjutnya maka dimana aku akan menemuimu?” Rasulullah menjawab : “aku berada di telaga haudh”, yang mana disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam : أَنَا فَرَطُّكُم عَلَى الْحَوْضِ مَنْ وَرَدَ شَرِبَ مِنْهُ، وَمَنْ شَرِبَ مِنْهُ لاَيَظْمَأُ بَعْدَهُ اَبَدًا “Aku akan mendahuluimu datang di haudh siapa yang mendatanginya ia pasti akan minum darinya, dan siapa yang meneguknya ia tak akan haus selama-lamannya dan akan datang kepadaku beberapa kelompok yang sudah aku kenali mereka, lalu mereka dihalau dariku.”Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang telaga Kautsar : “ Aku melihat cangkir-cangkir yang mengitari telaga Al Kautsar yang jumlahnya lebih banyak dari bintang di langit”. Kita mengetahui bahwa galaksi Bimasakti tempat bumi ini terdapat lebih dari 200 miliyar planet , dan galaksi itu jumlahnya mencapai milyaran, maka berapa jumlah cangkir yang mengitari telaga Al Kautsar milik sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam riwayat yang tsiqah disebutkan bahwa jika satu cangkir pecah, dan pecahan cangkir itu jatuh ke bumi maka pecahan itu jauh lebih indah dan lebih berharga dari segala perhiasan yang ada di bumi. Terdapat dua pendapat tentang riwayat ini, yang pertama mengatakan bahwa telaga Kautsar berada di dalam surge, dan ini adalah pendapat yang lebih kuat, dan pendapat yang kedua mengatakan telaga Kautsar berada di surga dan bersambung dengan telaga Haudh yang berada di luar surge. Maka Al Imam Ibn Hajar memadukan dua pendapat ini dan berkata bahwa telaga Haudh adalah telaga dari telaga Al Kautsar yang ada di dalam surga dan bersambung hingga sampai ke telaga Haudh. Jadi telaga Haudh posisinya di luar surga tetapi airnya bersambung hingga ke dalam surga yaitu telaga Al Kutsar. Sedangkan telaga Haudh masih berada di luar surga karena di saat itu ada orang yang terusir dari telaga Haudh sehingga ia dijauhkan dari telaga Haudh dan tidak boleh meminumnya dan dia berada dalam kehinaan, hal itu menunjukkan bahwa telaga Haudh bukan berada di dalam surga. Telaga Kautsar airnya mengalir hingga ke luar surga dan itulah yang disebut telaga Haudh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, sungguh indahnya Allah dalam memuliakan nabi Muhammmad shallallahu ‘alaihi wasallam, sehingga beliau bersabda : مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ وَمِنْبَرِي عَلَى حَوْضِي “Tempat antara mimbarku dan rumahku adalah satu taman dari taman-taman surga. Dan mimbarku berada di atas telagaku.”Demikian indahnya Raudhah As Syarif di Masjid An Nabawy di samping makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Diantara makam beliau ( makam beliau ) dan mimbar lama beliau adalah taman dari taman-taman surga, mereka yang pernah berangkat Haji atau Umrah mengetahuinya. Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany menjelaskan bahwa yang beribadah di tempat itu ia akan mendapatkan syafaat rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan jika sampai ke taman surga maka berarti pula telah masuk ke surga Allah subhanahu wata’ala. Bagi yang belum mempunyai kesempatan untuk berkunjung ke Raudhah As Syarif, meskipun jasad kita jauh namun jadikan hati kita selalu ingin berada di tempat itu, semoga Allah subhanahu wata’ala memasukkan kita dalam kelompok orang-orang yang beribadah di Raudhah As Syarif, di Masjid Al Haram dan tempat-tempat luhur lainnya, amin. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah makhluk yang paling dicintai Allah subhanahu wata’ala, dan beliau adalah makhluk yang paling mulia budi pekertinya, yang paling ramah, yang paling banyak tersenyum, jika beliau diundang oleh orang yang miskin maka beliau terburu-buru untuk segera datang, beliau tidak mau mnegcewakan perasaan siapa pun bahkan hewan pun tidak mau beliau mengecewakannya, demikian indahnya nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Diriwayatkan dalam kitab Adab Al Mufrad oleh Al Imam Al Bukhari ketika Rasulullah berkunjung kepada salah satu rumah kaum Anshar, ketika itu ada seekor burung yang berputar-putar sambil berkicau di atas kepala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan para sahabat ingin menangkapnya karena dianggap telah mengganggu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka Rasulullah berkata : “Siapa diantara kalian yang telah mengagetkan burung ini dengan mengambil telurnya?”, maka salah seorang sahabat berkata bahwa dia yang mengambil telur burung itu, maka Rasulullah memerintahkan untuk mengembalikannya. Tentunya seseorang diperbolehkan untuk mengambil telur seekor burung namun jika burung telah mengadu kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka Rasulullah tidak akan mengecewakannya, sehingga telurnya pun kembali kepadanya, demikian indahnya budi pekerti sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah adalah manusia yang paling baik kepada semua makhluk, kepada manusia yang shalih, yang fasik, yang beriman dan yang tidak beriman, yang muslim atau yang non muslim, tidak ada orang yang lebih sopan dari sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Disebutkan dalam riwayat Shahih Al Bukhari bahwa datang seorang pemuda kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mengadukan dosa-dosanya, dan berkata : “wahai Rasulullah , berilah aku hukuman atas dosa-dosa yang telah aku perbuat”, namun Rasulullah hanya diam kemudian turunlah firman Allah subhanahau wata’ala : إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ ( هود : 114 )“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” ( QS. Hud : 114 ) Jika seseorang merasa memiliki banyak dosa maka perbanyakalah amal pahala, karena pahala itu akan menghapus dosa-dosanya. Jangan meremehkan pengampunan Allah, ketahuilah bahwa Allah paling mudah mengampuni dari semua makhluk-Nya, paling mudah memaafkan dari semua yang memaafkan, namun jangan meremehkan tawaran maaf Allah, karena jika Allah membalik hati kita untuk tidak lagi memohon maaf kepada-Nya maka kekallah kita dalam kehinaan, wal ‘iyadzubillah. Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah Dalam kemuliaan wanginya majelis-majelis dzikir, disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam riwayat Shahih Al Bukhari bahwa perumpamaan orang yang duduk diantara orang-orang yang berdzikir dan berdoa bagaikan orang yang duduk dengan penjual minyak wangi, tidak membeli minyak wanginya namun ia mendapatkan aroma wanginya, sebaliknya orang yang duduk bersama orang yang sedang berbuat maksiat bagaikan orang yang duduk dengan seorang pandai besi yang sedang bekerja, dimana ia tidak menyentuh besinya, namun ia terkena percikan bara apinya. Maka duduk di mejelis seperti ini namanya akan diingat dan digemuruhkan oleh Allah subhanahu wata’ala ,duduk di majelis ini dilimpahi pengampunan oleh Allah subhanahu wata’ala, duduk di majelis ini mempercepat untuk mencapai tangga-tangga keluhuran dan meninggalkan dosa-dosa. Jika diantara kita masih ada yang belum mampu untuk menjalankan ajaran agama Islam dengan baik, masih sering meninggalkan shalat, masih belum mampu melakukan hal-hal yang diwajibkan dan meninggalakan hal-hal yang diharamkan, maka perbanyaklah doa kepada Yang Maha memberi kekuatan. Manusia adalah tempat kelemahan, tidak ada manusia yang tidak memiliki kesalahan, kecuali para nabi dan Rasul. Rasulullah adalah makhluk terindah dan panutan terindah yang diciptakan oleh Allah subhanahu wata’ala agar kita mencapai keindahan yang terindah yaitu keridhaan Allah subhanahu wata’ala dan memandang indahnya Allah subhanahu wata’ala. Ketika manusia berada di surga yang demikian indah dengan keindahan yang terus bertambah, Allah memanggil penduduk surga sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari : يَا عِبَادِيْ أَلَا أُعْطِيْكُمْ أَفْضَلُ مِنْ ذَلِكَ ؟ “ Wahai hamba-hamba-Ku , maukah kalian Kuberi yang lebih baik dari itu ( surga yang megah dan indah) ? “Maka hamba-hamba itu berkata : ياَرَبِّ وَأَيُّ شَيْئٍ أَفْضَلُ مِنْ ذَلِكَ ؟ “ Wahai Allah , apalagi yang lebih baik dari itu ? “Maka Allah menjawab : أُحِلَّ عَلَيْكُمْ رِضْوَانِيْ فَلاَ أَسْخَطُ عَلَيْكُمْ بَعْدَهُ أَبَدًا “ Aku halalkan untuk kalian keridhaan-Ku dan Aku tidak akan murka kepada kalian selama-lamanya “Keridhaan Allah ditawarkan di masa hidup kita, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam riwayat Al Imam Abu Daud bahwa siapa yang membaca : رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا وَ بِالإسْلاَمِ دِيْنًا وَ بِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا وَ رَسُوْلاً "Aku ridha Allah sebagai Tuhan, Aku ridha Islam sebagai agama dan Aku ridha Muhammad sebagai Nabi dan utusan (Allah)”Maka pastilah dia mendapatakan keridhaan Allah subhanahu wata’ala, mungkin kita memandang hal itu terlalu jauh,sebenarnya tidak demikian, jika kita ucapkan dan kita niatkan maka kita akan mendapatkannya, hanya godaan syaitan yang selalu menghampiri kita, mungkin syaitan berbisik : “jika engkau ridha Allah sebagai Tuhanmu maka kau harus melakukan semua yang diperintahkan dan tidak ada yang ditinggalakan, jika tidak, maka jangan mengucapkan Aku ridha Allah menjadi tuhanku” . Bagaimana kita tidak ridha Allah menjadi Tuhan kita?! Jika kita tidak ridha jika Allah menjadi tuhan kita maka tentunya kita akan menyembah tuhan yang lain, namun jika kita menyembah Allah berarti kita ridha Allah menjadi Tuhan kita. Begitujuga jika kita tidak ridha kepada Islam sebagai agama kita maka tentunya kita akan keluar dari Islam , dan jika kita ridha kepada nabi Muhammad sebagai nabi kita maka kita akan memilih nabi lain, namun hal ini adalah tangga yang pertama, semakin dalam cintamu kepada Allah, Rasulullah dan kepada Islam, maka semakin tinggi keluhuranmu. Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah Saya tidak berpanjang lebar, sekalian mau pamit malam ini malam ini saya akan berangkat ke Dubai penerbangan jam 00.30 WIB untuk menghadap guru mulia Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh, kemudian menuju ke Kairo lalu ke Madinah Al Munawwarah selanjutnya ke Tarim Hadramaut, Insyaallah hari Sabtu atau Minggu sudah tiba di Jakarta. Dan selama saya tidak di Jakarta, Majelis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tetap berjalan dan banyak guru-guru yang akan menggantikan saya untuk hadir di majelis-majelis ini, maka saya titipkan majelis ini kepada jamaah, jangan sampai seperti kejadian di zaman nabi Musa, dimana ketika nabi nya pergi pengikutnya kacau balau, maka saya harap tidak terjadi seperti itu. Selanjutnya kita berdoa bersama semoga Allah subhanahu wata’ala memberikan keselamatan bagi yang akan berangkat safar untuk Umrah dank e Madinah kemudian perjumpaan dengan Al Allamah Al Arif billah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh, dan yang disini semoga selalu dalam penjagaan Allah subhanahu wata’ala… فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا Ucapkanlah bersama-sama يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ. Selanjutnya qasidah Muhammadun kemudian doa penutup dan talqin oleh guru kita Al Habib Hud bin Muhammad Baqir Al Atthas, yatafaddhal Masykuraa. | |
Terakhir Diperbaharui ( Sunday, 20 March 2011 ) |
Friday, April 22, 2011
Telaga Al Kautsar
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment